Pages

Kamis, 02 Desember 2010

Kiat Berbisnis dengan Teman



Berbisnis dengan teman bisa jadi menyenangkan. Ada teman dekat yang bisa diajak diskusi apalagi kalau teman Anda itu punya modal dan relasi yang luas. Tapi, kalau Anda memang hendak menjalankan bisnis dengan teman, bahkan sobat akrab sekalipun, tetap saja harus ada persyaratan tersendiri.

Berikut beberapa tips memilih teman untuk diajak berbisnis bareng, seperti disampaikan Nurul Hidayati dalam bukunya 20 Usaha Rumahan, Modal di Bawah Rp2 Juta, terbitan Daras Books, seperti dikutip okezone.

1. Reputasi dan Latar Belakang.
Sebelum Anda menentukan siapa teman yang akan dipilih, sebaiknya pikirkan juga orang seperti apa yang akan cocok untuk Anda ajak menjalankan bisnis yang sudah Anda pilih. Hal ini penting agar bisnis yang Ada jalani bisa berjalan lancar dan langgeng.

Kenalilah reputasi orang yang akan Anda ajak berbisnis tersebut. Kalau perlu Anda wawancara kecil-kecilan, tanyakan pengalamannya dalam bekerja, minatnya, dan berapa honor yang diinginkannya.

Tanyakan pula apakah dia sering meminjam uang, karena siapa tahu dia tipe orang yang lobi menumpuk utang atau gali lubang tutup lubang.

2. Keahliannya.
Kalau Anda terkagum-kagum pada kepintaran teman Anda dalam berbicara, bukan berarti teman tersebut sudah memenuhi syarat yang cukup untuk dijadikan rekan bisnis.

Dunia bisnis tidak hanya perlu orang yang pandai bicaram tapi juga aktif bertindak dan mencari berbagai peluang. Karena itu, telitilah apakah selain kepandaiannya berbicara, dia juga memiliki keahlian lain yang dibutuhkan dalam berbisnis, seperti:

a. Talenta atau kemampuan.
Kalau dia tidak mempunyai talenta atau kemampuan di bidang yang akan digeluti, tentu hal ini akan merepotkan, bukan? suatu saat jika timbul suatu masalah di lapangan, Anda akan berjuang seorang diri karena dia tidak dapat memberikan konstribusi sesuai dengan yang Anda harapkan.

b. Daya Juang.
Perhatikan apakah dia sosok yang pasif, kurang inisiatif, tidak berani mencoba, dan tidak memiliki daya juang. Karena meski kelihatannya dia punya banyak ide untuk mengembangkan usaha, namun jika keinginan untuk merealisasikannya rendah, dia tidak akan banyak membantu.

Jangan pernah berfikir bahwa cukup Anda saja yang menjadi ujung tombaknya, karena akan merepokan. DIa akan selalu menunggu Anda setiap kali harus mengambil keputusan.

c. Koordinasi.
Penting untuk memiliki kemampuan melakukan koordinasi. Meski rekan Anda diposisikan untuk mengurus tugas-tugas di dalam kantor, bisa saja karena terbatasnya tenaga yang ada, membuatnya harus mengerjakan tugas koordinasi dengan pihak luar.

Koordinasi tersebut tentu saja tidak hanya dilakukan lewat telepon, tapi juga sesekali harus mengecek ke lapangan apakah koordinasinya sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana.

3. Tetapkan Aturan Main.
Mungkin pada awal kerja sama keterbukaan sudah disepakati bersama, tapi dalam praktiknya, hal ini sulit dilaksanakan. Selain karena hubungan ANda dengan teman Anda setara, satu sama lain pun akrab. Nah, biar tidak timbul kesalahpahaman dan keraguan, upayakan langkah-langkah berikut sejak awal:

a. Tugas sesuai kapasitas.
Buat pembagian tugas berdasarkan kapasitas dan gaya kerja masing-masing. Berikan tanggung jawab pengawasan lapangan bagi orang yang dinamis, tegas, dan mampu mengambil keputusan.

Tugaskan orang yang pandai bergaul dan bernegosiasi untuk berhubungan dengan pihak luar (misalnya saja mencari order atau berhubungan dengan pemasok). Jangan berikan tugas mengurus administrasi pada orang yang kerjanya tidak sistematis dan kurang cermat.

b. Saling pantau.
Tetapkan aturan untuk saling memantau proses kerja dan kemajuannya. Sepakati bahwa tindakan tersebut bukan untuk mencapuri urusan orang lain, tetapi dalam rangka saling mengingatkan.

Anda bisa memajang papan komunikasi yang isinya bukan hanya jenis proyek, tapi juga proses kerja dan kemajuannya. Optimalkan urusan komunikasi agar terhindar dari sikap sungkan bertegur sapa, saling menyalahkan, dan menggerutu tidak perlu di belakang.

c. Rapatkan masalah.
Jika terjadi kesalahpahaman, segera selesaikan secara terbuka dalam rapat khusus. Jangan tunda atau melakukannya sambil lalu sementara masalah sebenarnya tidak tergali karena ini malah akan memperuncing keadaan.

Kasak-kusuk di belakang tidak hanya akan membuat suasana kerja tidak menyenangkan, tetapi juga menurunkan produktivitas.

d. Bersikap tegas.
Buat peraturan yang tegas, terlebih bila tempat kerja menggunakan rumah pribadi salah satu anggota yang terlibat dalam bisnis. Jangan sampai kepentingan keluarga dan kepentingan kantor saling menggangu.

Misalnya, atur penggunaan telepon atau kamar kecil. Selain memudahkan pemantauan biaya, paling tidak fasilitas kantor tidak dicampuradukkan penggunaannya untuk urusan pribadi.

4. Mengelola Keuangan.
Tetapkan kebijaksanaan keuangan yang jelas dan tegas serta disepakati bersama, seperti peminjaman uang, pengembalian pinjaman, atau penggantian biaya transportasi.

Semua anggota wajib menyadari bahwa uang yang ada adalah uang perusahaan dan digunakan hanya demi mempertahankan kelangsungan usaha.

a. Gaji.
Baik yang menanam modal atau tidak, sebaiknya untuk setiap orang ditetapkan sistem gaji yang jelas sesuai dengan beban tanggung jawab dan keahlian masing-masing. Jangan sampai masalah sensitif ini membuat semua orang berhitung tentang apa yang hendak dikerjakannya.

b. Rekening.
Buatlah rekening bank tersendiri, jangan disatukan dengan rekening pribadi. Pengeluaran uang harus disetujui oleh lebih dari satu orang sehingga pengelolaan uang lebih terkontrol.

c. Rapi.
Semua anggota wajib memelihara administrasi (baik adminstrasi keuangan, order, pembelian, pengeluaran, maupun surat-surat keluar-masuk lainnya).

Hal ini memudahkan setiap anggota dalam menangani tugasnya dengan tidak adanya kertas-kertas penting yang tercecer atau hilang begitu saja.

d. Sepakati.
Pilihlah orang yang tepat untuk mengelola bagian yang sensitif yaitu bagian keuangan. Yakinkan semua anggota untuk menyepakati pilihannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar