Pages

Jumat, 17 Desember 2010

Kiyoshi Sakurazuka, Cowok Tulen yang Wajahnya 100% Cewek

Spoiler:neh orangnya





Cantik bukan ?dia itu Cowok bukan Cewek. namanya Kiyoshi Sakurazuka, seorang cosplayer cowok yang tak pernah memakai pakaian cosplay cowok. dia adalah seorang Crrosdrreser. tapi dia bukan MAHO.

ne photo dia sama Ceweknya
Spoiler:pic


Quote:
Bingung kan mana yang cowok ?
hxhxhx (Kiyoshi sebelah kanan gan,yang baju item)





sedikit biodatanya

Name: kiyoshi sakurazuka
Real Name :??? = Che Ying Zhong (CMIIW)
Birthday : April 4, 1984
Height : 160cm
Weight : 40kg
Blood type : A
Constellation : Aries
Gender : Male
Birthplace : Hunan, China
Graduate : Beijing Institute of Technology
Blog : http://kiyoshi17.blog.163.com/

Adapun kumpulan fotonya seperti brikut

Spoiler:pic





















Mahkluk secantik ini se orang cowok !!


Liatin Bibirnya Gan


Spoiler:pic










Neh liat Dadanya Kiyoshi Datar, ne menunjukan kalau dia ntu Cowok Tulen Bukan


amati bagian dada:

Spoiler:pic













pose cowok alias aslinya !!!


Spoiler:pic




















iat dadanya gan !
cowok kan... datar tuh...




kalo gini keliatan muka cowonya ngga gan

Spoiler:pic







Sabtu, 04 Desember 2010

Pacaran Berkedok Ta’aruf Makin Marak di Dunia Maya



BELAKANGAN ini ta’aruf mengalami penyempitan makna. Bahkan dalam praktiknya, banyak yang mengidentikkan ta’aruf dengan pacaran. Salah satu penyebabnya adalah maraknya ta’aruf yang dilakukan oleh para ikhwan maupun akhwat di dunia maya. Padahal, sejatinya yang mereka lakukan itu adalah pacaran berkedok ta’aruf, karena dalam aksinya, tiada lagi hijab dalam interaksi bagi akhwat dan ikhwan bukan mahram, seakan bebas landas, curhat di jejaring sosial facebook, hujat-hujatan. Itulah pacaran terselubung dengan membawa topeng ta’aruf.

Ikhwan-ikhwan yang menggunakan profil islami tak pernah kehabisan ide dalam melegalkan pacaran. Jika orang-orang yang tidak membawa agama berani terang-terangan mengatakan pacaran, tapi tidak dengan pemuda pemudi yang berciri khas agama, mereka berpacaran dengan embel-embel ta’aruf.

Entah apa yang ada di benak mereka, apakah ta’aruf dipahami sesuai syariat atau sengaja menyelewengkan dari makna yang sebenarnya, banyak ikhwan dengan mudahnya mengatakan ingin ta’aruf dengan akhwat yang diincarnya melalui dunia maya tanpa perantara pihak ketiga.

Komentar-komentar di jejaring sosial sudah sulit lagi dipilah, mana yang untuk umum mana yang harusnya dijadikan rahasia dirinya dengan Allah, facebook menjadi keranjang sampah juga menjadi diary bagi sebagian orang. Akhwat dan ikhwan berpacaran pun sudah mulai berani membuat status in relationship dengan pasangan yang disebutnya sedang ta’aruf.

… Komentar-komentar di jejaring sosial sudah sulit lagi dipilah, mana yang pacaran dan mana yang ta’aruf. Belum ada ikatan apapun mereka sudah berani memanggil umi-abi…

Tak sedikit juga ikhwan genit dan akhwat ganjen saling memberi perhatian di tempat umum. “Sudah shalatkah ukhti? Jangan telat makan ya..” tulis sang ikhwan. Sang akhwat pun tak mau kalah, membalasnya dengan kata-kata senada, “Syukron ya akhi atas perhatiannya, semangat belajar ya.”

Ada pula komentar yang lebih liar, “Eh iya ukhti kelihatan anggun dengan jilbab itu, hehehehe.” Maka si akhwat balik menjawab, “Ah, akhi nih bisa aja, ntar ana GR nih, heeeeee…” Masya Allah, itukah yang disebut ta’aruf?

Dulu penulis banyak menemukan pencerahan di dunia maya dengan banyak berteman, namun jadi ilfil (ilang feeling) setelah mengetahui sepak terjang beberapa ikhwan akhwat, teriaknya agama, tapi murah terhadap lawan jenis, menebar simpati dan basa-basi.

Mereka memakai kedok ta’aruf untuk melegalkan pacaran. Belum ada ikatan apapun sudah berani memanggil “umi-abi” atau “abang-adik.” Tak sedikit pula ditemui akhwat berjilbab lebar yang masih membudidayakan pacaran. Tanpa malu-malu lagi. Apakah semua itu dilakukan karena ketidaktahuan akhwat tentang bagaimana Islam mengatur pergaulan dengan lawan jenis? Wallahu a’lam. Yang pasti ada juga yang biasa berkomentar pacaran haram, tapi dirinya masih juga berpacaran, namun memakai kedok ta’aruf. Padahal praktiknya sami mawon.

…akhwat jangan mudah terpedaya pada ikhwan di dunia maya yang belum diketahui secara jelas identitasnya…

Hendaknya benar-benar lurus memahami kata ta’aruf seperti yang diajarkan oleh Nabi kita, jangan sampai menjadikan ta’aruf untuk menghancurkan keagungan Islam. Telah jelas dalam Islam, bagaimana hendaknya kita menjaga diri kita agar tidak terjatuh pada perkara-perkara yang membuat Allah murka. Jangan memakai istilah ta’aruf jika hanya sebatas ingin menjadi uji coba bermain hati.

Hati akhwat biasanya lembut dan mudah tersentuh, korban yang pertama akan merasakan terluka oleh ta’aruf coba-coba tadi tentunya para akhwat. Begitu juga para akhwat, jangan mudah terpedaya pada ikhwan dunia maya yang belum diketahui secara jelas identitasnya. Apa yang ditampilkan dalam dunia maya, profil, kata-kata, tidak dapat dijadikan tolak ukur untuk menilai karakter yang sesungguhnya, juga tidak dapat cukup untuk menggambarkan pribadinya secara utuh, tetap waspada.

Kebiadaban Kita Dalam Perlakukan Satwa Langka Diekspose Dunia

Mungkin tidak sedikit dari kita pernah lihat foto-foto seperti dibawah ini, dimana satwa langka yang dilindungi diperlakukan kurang baik, kalau manusiawi rasanya kurang tepat karena mereka hewan, tapi apakah karena alasan itu lalu manusia berhak sewenang wenang memperlakukan mereka, apalagi satwa yang sangat langka dan dilindungi.
Kekejaman kita pada satwa dilindungi
Seperti dikutip ruanghati.com dari Daily Mail edisi terbaru, dilaporkan seekor anak orang utan dan induknya diperlakukan sangat keji di sebuah daerah di Kalimantan Tengah tepatnya di dekat sungai Pinyuh. Binatang langka yang mustinya dilindungi ini diikat dan dijadikan bahan tontonan setelah oleh warga setempat satwa langka ini berhasil ditangkap karena dikuatirkan akan bisa menggangu lahan mereka.
Kekejaman kita pada satwa dilindungi
Nah siap yang salah, warga yang punya lahan, atau manusia yang serakah merambah tempat tinggal orang utan? Seperti diketahui bersama maraknya ilegal logging dan deforestasi hutan besar-besaran sangat mengancam habitat satwa langka yang hampir punah. Eksploitasi hutan dengan alasan ekonomi seolah dibenarkan walau tak memperhatikan kaidah kelangsungan hidup satwa dan sumber daya hayati lainnya.
Kekejaman kita pada satwa dilindungi
Terlihat dalam foto-foto ini kegiatan illegal logging yang masih terjadi dan seolah dibiarkan terjadi oleh aparat berwenang. Juga terlihat sisa-sisa penggundulan hutan besar-besaran dengan dalih pembukaaan lahan pertanian di lahan gambut di Kalimantan Tengah di masa pemerintahan Orde Baru yang kini mangkrak tak terurus, betapa hebatnya kerusakan hutan kita sekarang.
Kekejaman kita pada satwa dilindungi
Lalu apa yang kita tinggalakan sebagai warisan bagi anak cucu kita kelak? Kemana pemerintah kita saat semua ini terjadi, diam seribu bahasa, atau membiarkan oknum-oknum aparatur negara ikut terlibat dalam kejahatan lingkungan hidup?
Kekejaman kita pada satwa dilindungi