Pages

Rabu, 24 November 2010

Korut Hanya Cari Perhatian, Perang Besar Mustahil Terjadi

Jakarta - Perang besar antara Korea Selatan dan Korea Utara mustahil terjadi. Tindakan Korea Utara yang menyerang tetangganya hanya sebagai provokasi untuk menarik perhatian.

"Korea Utara minta perhatian dan minta duit," kata pengamat Asia Timur dari UI, Haryadi Wiryawan saat dihubungi detikcom, Rabu (24/11/2010).

Dia menjelaskan, Korea Utara melakukan tindakan provokasi itu hanya untuk mempermudah dalam melakukan tawar-menawar dalam perundingan enam pihak atau six party talk. Selain itu, ada upaya menggadang-gadang calon pengganti Kim Jong Il.

"Dan biasanya tindakan itu dilakukan sebagai tanda akan terjadi pergantian kepemimpinan. Ada upaya memajukan pemimpin baru Kim Jong Un, putra Kim Jong Il," tambahnya.

Alasan lainnya, di Korea Utara kini tengah terjadi persoalan kelaparan karena langkanya bahan pangan. "Jadi tindakan menyerang Korea ini juga untuk menurukan tensi di dalam negeri," imbuhnya.

Secara global, negara-negara sekutu Korea Selatan yakni AS dan Jepang, serta China yang dekat dengan Korea Utara tidak akan membiarkan terjadinya perang.

"Mereka sadar betul, Asia Timur, wilayah pertumbuhan ekonomi, kalau ada perang besar kerugiannya bukan hanya Asia Timur tapi juga global. Semua negara akan mengekang Korut dan Korsel agar tidak terjadi eskalasi yang terlalu besar," tuturnya.

Selain itu perang besar tidak mungkin terjadi karena Korea Utara tidak memiliki sumber energi yang cukup. "Tank milik mereka sudah tua, dan tidak ada bahan bakar. Nuklir juga mereka belum punya baru memproses saja," imbuhnya.

Korsel juga tidak akan gegabah melakukan serangan, dengan melihat posisi China, yang tentu berkepentingan dengan Korut yang menjadi buffer di wilayah itu.

Bagaimana sebaiknya Indonesia menyikapi peristiwa ini? "Indonesia bisa mengambil peranan dalam konflik ini. Dahulu kita dekat dengan Korea utara dan juga kini Selatan. Indonesia memiliki peluang merumuskan cara-cara membantu dalam six party talk dan memulai roda negosiasi mendamaikan kawasan. Pemimpin Korut Kim Jong Il itu kan dekat dengan Megawati, ayah mereka juga saling kenal," tutupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar